Sitti Nurbaya: Love in The Time of Social Media
Sitti Nurbaya adalah seorang gadis Minangkabau yang cantik dan cerdas. Ia aktif di media sosial dan memiliki banyak pengikut. Ia memiliki perasaan pada Samsul Bahri, seorang pemuda Minangkabau yang juga dikenal sebagai pejuang sosial media. Mereka saling follow dan suka menyapa di media sosial.
Namun, keluarga Sitti Nurbaya menginginkan dia menikah dengan anak bangsawan yang mapan, Datuk Maringgih. Meski Sitti Nurbaya tidak setuju, ia merasa tidak bisa menghindar dari perjodohan ini.
Sementara itu, Samsul Bahri terus memperjuangkan hak-hak rakyat kecil melalui media sosial. Ia pun terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan digital yang mengancam hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Saat melakukan aksi protes, Samsul Bahri bertemu dengan Sitti Nurbaya secara langsung dan keduanya saling jatuh cinta.
Namun, pernikahan mereka harus ditentang oleh keluarga Sitti Nurbaya yang menginginkan dia menikah dengan Datuk Maringgih. Samsul Bahri pun harus berjuang melawan opini publik dan mengejar karirnya sebagai penggiat sosial media.
Tak lama setelah perjodohan Sitti Nurbaya dan Datuk Maringgih, Sitti Nurbaya menemukan fakta yang mengejutkan. Datuk Maringgih ternyata adalah sosok yang mencemari media sosial dengan hoaks dan disinformasi. Ia menyebar kabar palsu dan menjelekkan kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan pribadinya.
Sementara itu, Samsul Bahri kembali ke Minangkabau setelah terlibat dalam aksi protes yang membesar. Ia berusaha menyelamatkan Sitti Nurbaya dari pernikahan dengan Datuk Maringgih dan mengungkapkan fakta-fakta kecurangan Datuk Maringgih.
Namun, perbedaan status sosial, masalah keluarga dan opini publik menghambat Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri untuk bersatu. Akhirnya, Sitti Nurbaya memilih untuk fokus pada kariernya sebagai influencer dan aktivis sosial, sementara Samsul Bahri tetap berjuang sebagai pejuang sosial media. Meski keduanya tidak bisa bersama, perjuangan mereka tetap membangkitkan kesadaran sosial di Minangkabau dan Indonesia pada umumnya.
0 Response to "Sitti Nurbaya: Love in The Time of Social Media"
Post a Comment