caratrends.com - Sebelum kita memperalajari docker kita perlu memperlajari konsep container. Tapi sebelum kita memperlajari container lebih baik memahami virtual machine.
Didalam dunia infrastructur, kita sudah terbiasa dengan yang namanya VM (Virtual Machine). Contohnya kita membeli hosting di sebuah cloud provider, biasanya tersedia Virtual Private Server (VPS), itu artinya kita menyewa sebuah virtual machine.
Didalam sebuah VM biasanya juga terinstal sebuah sistem operasinya, jadi jika kita pernah membeli VPS pasti kita diminta untuk memilih sistem operasinya. Kenapa? Kerena di dalam VM sudah pasti ada sistem operasinya.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan VM, tapi sekarang kalau misalnya kita membuat aplikasi yang lumayan banyak dan membutuhka VM banyak maka kita mau tidak mau sebenarnya bakal butuh resourch yang lebih besar. Karena setiap membuat VM kita membutuhkan sistem operasinya.
Sehingga dengan keadaan diatas masalah ketika menggunakan VM adalah proses yang lambat ketika pembuatan VM dan butuh waktu untuk boot sistem operasi di dalam VM tersebut, ketika kita menjalankan VM atau me restart VM tersebut.
Yang paling penting adalah ukuranya sangat besar karena tidak hanya terdapat aplikasi kita saja, tapi sistem operasinya juga. Jadi saat kita menggunakan VM ada beberapa masalah yang dihadapi. Secara gari besar diagram seperti gambar dibawah ini.
Jadi agap saja kita memiliki data center sendiri maka di dalam infrasturcture maka akan terinstal Hypervisor atau istilah Virtual Machine Manager. Ada banyak aplikasi Virtual Machine Manager ini contohnya VM Ware, Virtual Box dan lain sebagainya.
Biasanya saat menginstall Virtual Machine didalam Hipervisor ini maka didalam virtual machine tidak hanya ada aplikasi kita, perlu menginstall sistem operasinya.
Contoh kita yang sudah mengistall Virtual Box maka kita harus memasukan sistem operasi di dalamnya, apakah itu menggunakan linux, windows dan lain sebagainya.
Tapi intinya setiap kita menggunakan virtual machine maka kita harus menginstall sistem operasinya. Walaupun mungkin kita sebenarnya tidak butuh sistem operasi itu, tapi mau tidak mau kita menggunakan virtual mesin kita harus menginstall sistem opeasi. Jadi kita menggunkan 3 virtual maka kita menggunakan juga 3 sistem operasi.
Nah sekarang bagaimana dengan Container? Berbeda dengan Virtual Machine kalau kita menggunakan container, contiainer itu berfokus pada pada sisi Aplikasinya. Jadi Container Sendiri berjalan diatas aplikasi Container Manager yang berjalan di sistem operasi.
Contoh kita menginstall Docker, maka Docker otomatis berjalan di sistem operasi laptop kita. Terus apa bedanya dengan VM? Yang membedakan VM adalah jika kita menggunakan container dapat mem-package aplikasi dan dependency-nya tanpa harus mengabungkan sistem operasi.
Jadi Container akan menggunakan sistem operasi host dimana Container Manager nya berjalan, jadi kalau misalnya di install di Linux containernya, maka dia itu menggunakan sistem operasi si Linux bawaan dari container manager, jadi dia tidak perlu menginstall lagi sistem operasi di dalam containernya. Beda kalau kayak VM, walaupun kita sudah linux abis install VM, di dalam VM kita install Linux lagi.
Kalaupun kita menggunakan container, container bisa menggunakan sistem operasi bawaan dari si container managernya, seperti di sharing sistem operasinya. Nah karena itu, jadi container tidak memerlukan sistem operasi sendiri.
0 Response to "Pengenalan Container Docker"
Post a Comment